Ads

Random Posts

Powered by Blogger.

BERITA

SUDUT ILMIAH

POSTER

PHOTO

Racing

News

POSTER

Assalamualaikum dan selamat sejahtera, ini ada suatu kisah menarik yang boleh dijadikan iktibar kepada kita semua. Kisah ini dipetik dari Majalah Indonesia jadi penggunaan bahasa adalah Bahasa Indonesia yang mudah difahami oleh kita semua.. InsyaAllah..

Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji beberapa tahun yang lalu di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah.

Sekadar gambar hiasan
Pemilik kisah ini berkata:
Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak.
Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktu ku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku.
[Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa lalu]
Pada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kami berjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. Setelah makan tengahari, kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. Sesuai aturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisa bertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan.
Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalam kemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datang waktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaan kaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhu sendirian.
Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara aku berada di daerah yang dalam. Aku memutuskan untuk tidur diatas punggungku dan membiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah… aku berusaha untuk naik…..aku berusaha untuk melawan….aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapi aku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akan sekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah.
Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat itu aku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa…aku ingat kepada ayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku… hingga karyawan di toko pun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalam ingatanku…semuanya pada detik-detik yang terbatas…kemudian setelah itu, aku ingat diriku sendiri..!.!!
Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiri…apa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa? Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang di jalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisah dari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba aku mendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: “Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Aku merasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunya dengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku.

Sekadar gambar hiasan
Aku berteriak-teriak…tapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalam tubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untuk mengucapkan syahadat….ku ucapkan Asyhadu…Asyhadu…aku tidak mampu untuk menyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku dan menghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanan keluar dari tubuhku.
Akupun berhenti bergerak…inilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun dan mendapati diriku berada di dalam kemah…dan di sisiku ada seorang anggota tentera dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat.
Saat aku terbangun, tentera itu berkata: ”Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.” Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada para pemuda tentang tentera tersebut. “Apakah kalian mengenalnya?” Mereka tidak mengetahuinya, “Dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segera pergi sebagaimana engkau lihat” kata mereka.
Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?” Mereka menjawab,”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.” Perlu diketahui bahwa jarak terdekat dengan Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 minit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit.
Para pemuda itu bersumpah bahawa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentera tersebut melihatku? Demi Tuhan yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. Seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman dan sekarang dia menelepon?
Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya.
Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari penyelaman. Aku meminta izin pulang terlebih dahulu. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!” Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata.
Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata: ”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras-kerasnya sementara manusia mendengar do’aku”.
“Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku. Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau cuai terhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahawa Tuhanmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalah sebahagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu. Akan tetapi Tuhan kita telah menetapkan umur baru bagimu.”
Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian. Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahawa betapapun kuat dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala.
Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari fikiranku. Alhamdulillah. Wahai para remaja, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua.
Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.
 # Semoga kisah ini dijadikan renungan dan iktibar kepada kita semua.. insyaAllah
Sumber: Majalah Qiblati Edisi 10 tahun II, Juli 2007 M
Di muat turun dari: www.


SEBAGAI seorang manusia, juga sebagai hamba Allah, kita amat ditegah sama sekali untuk menyekutukan Allah SWT. Ingatlah dosa syirik adalah doa yang tidak akan diampunkan oleh Allah.

Admin ingin berkongsi dengan anda semua, tentang satu kisah di mana seorang ustaz menyaksikan dengan mata kepala dirinya sendiri, satu lembaga sedang asyik menjilat air mandian mayat di sebuah sudut dalam sebuah rumah yang baru sahaja tuannya meninggal dunia.
Apakah sebenarnya yang terjadi?

Kisah ini diceritakan sendiri oleh Ustaz Abdul Aziz kepada Johan Iskandar (wartawan) mengenai seorang nelayan yang gara-gara membela hantu raya bertujuan membantu setiap pekerjaan hariannya ke laut menangkap ikan sebelum ditimpa penyakit misteri yang berbulan-bulan ditanggung sehingga menghembuskan nafas terakhir disisi keluarganya.

Suasana sedih melanda keluarga arwah Wak Kejo setelah mengalami sakit misteri berbulan-bulan, akhirnya Wak Kejo menghembus nafas terakhir. Keperitan yang ditanggung Wak Kejo semasa nazak memberi keinsafan kepada isterinya, Tija serta 3 anak bujang lelakinya Samad, Seman dan Saiful.

Menurut penduduk kampong arwah Wak Kejo cukup gagah dan masih tegap seperti orang muda walaupun usianya yang sudah mencapai 80-an. Setaiap hari Wak Kejo tidak pernah mengeluh apabila melakukan kerja hariannya ke laut menangkap ikan. Kalau dilihat dari segi kerja Wak Kejo, orang muda pun tidak mampu melakukan sepertinya. Tetapi bagi wak Kejo kerja berat menarik pukat bersendirian tidak pernah membuatnya sakit atau letih. Begitu juga dengan selera Wak Kejo membuatkan isterinya merasa hairan.

Selalunya pada usia seperti Wak Kejo orang lain sudah kehilangan selera makan dan nafsu seks. Tetapi berbeza dengan Wak Kejo yang selalu bertenaga dan berselera besar. Isterinya pula menyangka suaminya cukup sihat dan kuat kerana mengamalkan ubat akar kayu.

Oleh kerana kekuatan yang luarbiasa, Wak Kejo menjadi buah mulut penduduk kampong yang memuji dan kagum dengan kehebatannya.

Kerjanya di laut, dia sangat kuat. Biasanya dia hanya bersendirian melakukan kerja sebagai seorang nelayan. Subuh lagi dia sudah keluar ke laut dan sekitar jam 8 pagi dia sudah pulang membawa banyak hasil laut yang cukup berbaloi untuk keluarganya. Oleh kerana ketiga-tiga anaknya bekerja di bandar Wak Kejo melakukan semua kerja itu seorang diri walaupun ramai yang meregui kemampuannya.

Walaupun gagah mana, takdir tidak boleh di elak. Akhirnya Wak Kejo jatuh sakit secara mengejut. Peliknya dia tidak menghadapi sebarang penyakit seperti darah tinggi, kencing manis mahupun buah pinggang. Sakit yang dialaminya cukup menyeksanya sehingga dia terbaring kaku di atas katil. Walaupun sakit seleranya tetap sama seperti dulu.

Selalunya rutin makan Wak Kejo ialah nasi bersama seekor ayam bakar. Sebaik saja makanan itu dihidangkan kepadanya, sekelip mata saja Wak Kejo boleh habiskan seperti orang sedang lapar sangat. Dia selalu merenget meminta makanan walaupun baru sebentar tadi sudah dihidangkan kepadanya. Isterinya cukup hairan dengan sikap suaminya yang luarbiasa itu. Sepanjang hidup bersama Wak Kejo belum pernah dia melihat suaminya melantak semua makanan itu dalam masa singkat.

Semakin hari penyakitnya semakin parah. Setiap hari ada saja penduduk kampong datang ke rumahnya melawat dan membaca Yassin. Setiap kali dibacakan Yassin, Wak Kejo akan meraung kepanasan. Beberapa orang doctor pernah datang ke rumah Wak Kejo untuk merawat penyakitnya, namun selepas diperiksa mereka berkata Wak Kejo tidak mengalami sebarang penyakit. Mereka percaya Wak Kejo mengalami penyakit tua. Semakin hari mukanya semakin pucat dan hitam seperti kepanasan cukup menggerunkan.

Isteri dan anak-anaknya tidak sanggup melihat penderitaan yang di alami Wak Kejo. Akhirnya mereka memanggil Ustaz Aziz yang tinggal di kampong seberang untuk membantu masalah itu.

“Dah berapa lama Wak Kejo sakit Mak Tija?”. Tanya Ustaz Aziz yang duduk disebelah suaminya.

“Adalah lima bulan,” balasnya sayu.

"Masya Allah,” ucapnya perlahan sambil mengeleng kepala melihat wajah Wak Kejo.
Ustaz Aziz kemudiannya membaca sesuatu sambil menyentuh dahi Wak Kejo perlahan-lahan.Dia membaca beberapa surah untuk meringankan kesakitan Wak Kejo.

"Jangan sentuh aku! Panasss….” Jerit Wak Kejo sebaik saja Ustaz Aziz menyentuh dahinya buat kali ketiga.

Beberapa orang penduduk kampong sedang membaca Yassin da nada yang sedang duduk di ruang tamu rumah Wak Kejo tersentak mendengar jeritan kuat Wak Kejo. Walaupun Wak Kejo kelihatan nazak, tapi suaranya amat kuat bertenaga. Ustaz Aziz dapat merasakan kelainan suara itu yang dianggap bukan suara Wak Kejo.

Ustaz Aziz terus membaca ayat al-Quran dengan diikuti bacaan Yassin oleh penduduk kampung. Keadaan Wak Kejo semakin gelisah. Dia cuba meronta ke kiri dan kanan seperti kesakitan. Selama sejam Wak Kejo meronta dan meraung kepanasan. Dia beberapa kali meminta air untuk minum kerana terasa badannya terlalu panas. Akhirnya tanpa disedari wak Kejo menghembuskan nafas terakhir. Tiba-tiba saja badannya yang gempal bertukar menjadi kurus kering seperti sudah lama meninggal dunia.

“Mak Tija, Wak Kejo sudah meninggal dunia. Pergilah panggil tukang mandi mayat segera. Jangan lengah-lengahkan lagi. Mayat arwah perlu dikebumikan segera,” kata Ustaz Aziz tenang.

Sementara menunggu tukang mandi mayat tiba, mereka membiarkan jenazah arwah Wak Kejo di ruang tamu rumah itu. Memandangkan hamper masuk waktu Isyak, semua tetamu kemudiannya turun dari rumah ke surau tidak jauh dari situ untuk solat Isyak. Selepas solat Isyak, jenazah Wak Kejo dimandikan dan dikapan.

Jenazah arwah kemudian dikebumikan di tanah perkuburan Islam di hujung kampong pada malam tersebut.

Selesai kebumian, pada malam itu tinggallah Mak Tija, 3 orang anaknya dan beberapa orang ahli keluarganya. Kerana letih kebanyakkan mereka tertidur. Tidak beberapa lama kemudian, Mak Tija terdengar bunyi seperti sesuatu menyusur di bawah rumahnya tempat arwah Wak Kejo dimandikan tadi.

Pada mulanya, Mak Tija ingatkan kucing, bagaimanapun bunyi itu semakin kuat seperti sesuatu sedang menjilat air. Mak Tija cuba memberanikan diri turun ke bawah rumahnya sambil membawa lampu picit. Sebaik saja dia menyuluh ke arah bunyi suara itu, Mak Tija terkejut apabila melihat sesusuk tubuh manusia tinggal rangka menyerupai suaminya sedang menjilat air mayat.

Mak Tija mula rasa takut, bulu romanya tegak berdiri. Namun dia masih menyuluh kea rah lembaga itu dengan berani. Lembaga itu sedang berlutut di bawah rumah. Pada mulanya Mak Tija cuba merahsiakan perkara itu kepada sesiapa walaupun keluarga terdekat tetapi kerana takut perkara itu berulang kembali dia menceritakan perkara itu kepada Ustaz Aziz saja pada keesokannya.

Ustaz Aziz bersetuju membantu Mak Tija dan berjanji akan datang ke rumahnya pada lewat malam. Seperti mana yang dijanjikan, Ustaz Aziz melihat sendiri lembaga seperti arwah Wak Kejo sedang menjilat-jilat air mayatnya bagai kehausan. Ustaz Aziz kemudiannya segera membaca ayat Kursi dan secepat kilat lembaga itu hilang dari pandangan mereka.

Sejak peristiwa itu, lembaga Wak Kejo tidak lahi pulang ke rumahnya.

Setelah diselidik latar belakang arwah Wak Kejo, rupanya selama ini arwah Wak Kejo ada membela hantu raya untuk membuat dia kelihatan muda dan kuat tanpa perlu diketahui isteri serta anak-anaknya.

Setiap kerja yang dilakukan Wak Kejo semuanya dibantu oleh hantu raya itu. Kerana itulah dia lebih suka bersendirian pergi menangkap ikan kerana bertemankan hantu raya yang dibelannya.

Kejadian serupa ini banyak berlaku di mana-mana apabila individu tertentu bersekongkol dengan jin atau syaitan. Perkara ini haruslah menjadi pengajaran kepada kita semua supaya dapat menghindarkan diri dari kejadian yang dimurkai Allah SWT


BANTUAN ITU DATANG SETELAH SOLAT TAHAJJUD

Pada satu petang sebelum maghrib beberapa hari yang lalu, isteriku terlihat resah. Beberapa kali mundar-mandir dari dapur ke ruang tamu. Raut wajahnya tampak kalut. Kerana kehairanan saya pun bertanya kepadanya. “Ada apa juga umi. Dari tadi kelihatan bingung?”.

“Anu, Abi. Beras di dapur sudah habis. Bingung besok tidak ada yang hendak dimasak,” jawabnya sambil menunjukkan bekas beras yang sudah kosong

Keresahan isteriku aku fahami. Maklumlah jika esok tidak ada beras untuk dimasak, maka 13 belas anak yatim piatu yang kami asuh mungkin tidak makan. Mereka akan pergi sekolah dengan perut yang kosong.

“Umi minta bersabar, ya. Walaupun beras sudah tidak ada, tapi kita masih punya satu malam untuk solat tahajud dan meminta kepada Allah,” kataku menenangkan isteriku dengan penuh kenyakinan.

“Ya abi, umi yakin. Semoga Allah yang Maha Pemberi rezeki berkenan membantu kita,” harapnya meski kekalutan masih tergambar di wajahnya. Pada malam harinya, pukul 2.30 pagi, saya dan isteri bangun. Selepas 10 minit berwudhu dan memakai pakaian untuk solat. Setelah itu membangunkan anak-anak yang sedang tidur nyenyak. Namun anak2 yang sedang tidur itu begitu susah untuk dibangunkan. Sudah beberapa kali memukul pelahan dengan sejadah dan berkata “Shalatul lail” berulang kali, namum anak-anak masih tidak mahu bangun.

Namun bila ada yang sudah bangun, tapi duduk sebentar dan tidur kembali. Atas kesabaran supapa anak-anak dapat bangun malam, setelah mengerakkan mereka selama 15 minit barulah semuanya bangun. Alhamdulillah...

Sementara menunggu mereka bersiap-siap, saya dan isteri solat sunat terlebih dahulu. Dalam suasana syahdu di sepertiga malam itu saya pun berdoa dan memohon kepada Allah SWT. Kedua tangan ku tadahkan ke langit. Isteri dan anak-anak mengamin meski dengan mata kuyu menahan mengantuk.

“Ya Allah, Engkau Maha Kaya. Berilah rezeki yang halal dan berkat untuk kami ya Allah. Kami tidak memiliki apa-apa kecuali dari-Mu. Jika ia ada di langit, turunkanlah, jika di bumi keluarkanlah, jika kotor sucikanlah"

Terdengar suara amin dari para anak-anak. Air mataku tergenang...

Subhanallah....

Pagi sekitar pukul 10.00 pagi, tiba-tiba datang seorang perempuan membawa empat guni beras. Entah tahu dari mana, tapi kata perempuan itu ia sengaja mencari rumah anak yatim di daerah kami menetap walaupun terdapat juga rumah anak yatim yang lain. Saya yakin, ia dikirim oleh Allah. Dan saya yakin, itu jawaban atas doa anak-anak yatim kami semalam.

“Subhanallah, ternyata betul ya Abi. Allah pagi ini buktikan janji-Nya,” kata isteri aku setelah mengahantar dermawan itu pulang.

Sejak itu, saya dan isteri makin yakin kekuatan solat malam. Solat malam boleh menjadi tempat kita mengadu kepada Allah untuk memohona pertolongan dalam segala perkara di atas muka bumi. Sejak saat itu pula, saya, isteri dan seluruh penghuni anak yatim melakukan solat tahajud setiap malam. Dan ternyata, hingga kini Allah selalu mencukupi keperluan kami. Kami tidak pernah kelaparan. Pertolongan seperti itu juga sering kami alami.

Pernah berlaku, tiba-tiba seorang lelaki datang dari tempat yang jauh yang memiliki perniagaan yang berjaya, Ia bermimpi disuruh untuk memberikan sedekah ke sebuah rumah anak yatim di daerah tersebut iaitu ciri-ciri rumah anak yatim yang kecil dan daif serta pengetua yang berbadan kurus. Maka, dicarilah rumah anak yatim yang dimaksud di dalam mimpinya itu. "Alhamdulillah... setelah saya mencari di bebarapa rumah anak yatim di daerah ini, akhirnya bertemu juga rumah anak yatim seperti dengan ciri-ciri yang terdapat dalam mimpi saya"

Walaupun berkali-kali saya beritahu mungkin bukan rumah anak yatim ini yang dimaksudkan didalam mimpi beliau, namun beliau tetap yakin. Ia pun memberi sejumlah wang tunai yang besar nilainya.

Tidak hanya itu. Pernah juga berlaku kejadian yang sama dari hamba Allah yang datang memberi bantuan dan sedekah. Malah akaun bank rumah anak yatim kami pun sentiasa ada yang memasukkan sejumlah wang yang banyak tanpa mengetahui siapa yang memasukkannya... Subhanallah..

Kesimpulannya....

Untuk peringatan diri saya sendiri dan sahabat semua, mohonlah pertolongan dari Allah dengan solat tahajud, InsyaAllah dimakbulkan cepat. Jika belum dimakbulkan apa yang kita minta janganlah putus asa, sentiasa buatkan amalan solat malam setiap hari walaupun 2 rakaat sahaja, insyaAllah doa kita akan dimakbulkan dan kita akan berjaya di duni dan akhirat
- -



Kisah ini Admin perolehi dari Facebook untuk kita jadikan Iktibar akan kehidupan ini.

.......
Ini cerita pasal rakan baik saya. Wife dia kena barah payu dara....dia dah mula cari spare tyre, dapat plak student IPTA..muda lagi. wife dia kena buang sebelah payu dara...kawan saya ni dah geli untuk bersama dengan wifenya. Bulan 12 tahun lepas, kawan saya kahwin dengan 2nd wife dia yang baru berumur 21 tahun....

Masa cuti Thaipusam hari tu, kawan saya bawa wife no.2 tinggal dengan wife no.1. Dan yang paling kejam...wife no.1 kena keluar dari bilik master bed room..untuk beri laluan kepada wife no.2...kejam. Memang kejam !!

Saya sampai sekarang tak boleh terima perbuatan kawan baik saya tu yang halau wife no.1 keluar bilik. Walaupun tindakan dia kahwin tu..saya tak kisah sangat...tapi jauh di sudut hati saya...memang terasa kejam...sebab wife dia masih sakit dan tak terfikir ke dia pengorbanan wife no.1 jaga dia dulu dan 4 orang anaknya.

Masa Thaipusam tu, saya sempat lah cakap dengan dia kat luar rumah, coz kawan saya tu jiran sebelah rumah - we all sama-sama beli rumah masa bujang. Saya cakap sampai hati dia buat macamtu kat wife no.1, dia marah saya balik, hal rumahtangga dia, saya jangan campur..dah kena camtu....saya malas lah nak bertekak...

Saya ada jugak suruh dia asingkan dua dua isteri...tapi dia tak nak...dia kata payah dia nak berulang alik. lantaklah... ..biar Tuhan je balas di atas perbuatan kejamnya ke atas wife no.1.

Kawan saya tu sebaya dengan saya. Umur 35 tahun. Wife no.1 kawan saya tu umur 39 tahun. Tua dari kami. Masa kawan saya belajar dulu...memula dia dengan wife no.1 sebagai kakak dan adik angkat....wife dia dah kerja sebagai operator kilang...so wife no.1 tu banyak support study kawan saya tu...lepas tu, dah jodoh, dia orang kahwin..

Mungkin sebab perbezaan umur yang perempuan lebih tua, menyebabkan kawan saya berubah arah.. tak tahu lah saya nak cakap... tapi yang buat saya bengang...ade ke...kawan saya tu....selalu pujuk saya sampai lah sekarang supaya jadi macam dia...cari no.2... tak sampai hati saya nak duakan isteri tersayang saya tu.

Saya memula tak tahu jugak yang kawan saya tu , bawa wife no.2 dia tinggal bersama wife no. 1. Tapi, bila saya dengar kecoh dari rumah sebelah...saya jengoklah... saya nampak kawan saya tengah campak baju-baju wife no.1 dari balconi....wife saya sampai nangis bila tengok peristiwa tu...

Kat bawah...saya tengok...anak-anak dia yang 4 orang tu dengan maid...menangis pungut baju mak dia...kawan saya menjerit-jerit dari atas balconi..cakap. .. "kau orang cakap dengan mama kau...kalau nak papa jaga sampai mampus...jangan lawan cakap papa..."

Tak boleh saya bayangkan macam mana perasaan anak-anak dia bila dengar papa dia cakap camtu. Anak-anak no.1 & 2 perempuan, 3 & 4 lelaki. Saya rasa, tujuan utama dia halau wife no.1 dan bagi laluan kat wife no. 2 ialah sebab ada jacuzzi dalam bilik utama tu...so...seronoklah dia berendam & mandi sama-sama dengan wife no.2 dalam jacuzzi tu. saya ingat lagi..saya dengan kawan saya tu...sama-sama pergi pilih jacuzzi dan pasang kat bilik masing-masing dulu...

-----------------------------------------------------------------------
Maaf. Lama saya tak sambung cerita pasal kawan saya nie. Ini kerana saya sibuk menguruskan urusan pengebumian, dan kenduri arwah wife no.1 kawan saya tu.

Arwah baru sahaja meninggal dunia pada hari sabtu 250103...sedangkan suaminya - rakan baik saya tiada di Malaysia kerana honeymoon dengan wife no.2 di France . Rakan saya sudah berlepas pada malam 240103 lagi.

Apabila saya balik ke rumah setelah menghantar rakan baik saya ke airport Changi, maid arwah call mengatakan yang arwah mengalami sesak nafas...saya kelam kabut ke rumah sebelah..untuk bawa arwah ke hospital...sebelum arwah pergi ke hospital.. .dengan kepayahan, arwah mencium dua anak kembarnya (no.3,4) yang berusia 3 tahun yang sedang tidur. Arwah juga berpesan kepada 2 anak perempuan ( no 1 dan 2) yang berusia 6 dan 5 tahun supaya menjaga adik-adiknya. Mungkin arwah dah tahu yang dia akan pergi..

Hanya saya dan maid arwah sahaja yg menghantar arwah ke hospital. wife saya menunggu di rumah rakan saya. Beberapa kali masa dalam perjalanan, arwah berpesan pada saya supaya tolong tengok-tengokkan anaknya...

Saya masa tu, hanya meninggalkan pesanan sms kat rakan saya yang isteri dia sakit kerana rakan saya masih dalam penerbangan. saya juga sempat menelefon abang arwah yang berada di Kluang supaya datang segera. Arwah hanya mempunyai dua beradik sahaja, mak & ayahnya sudah tiada.

Semasa di hospital, arwah sempat berpesan dengan doktor, jangan lakukan rawatan yang teruk-teruk kerana dia dah nak pergi...memang sedih masa tu. dah puas saya menangis 2 3 hari ni.

Masa abang arwah sampai dari Kluang ke hospital...arwah masih dalam bilik rawatan....abang arwah terlampau geram bila tahu adik iparnya pergi melancong. masa tu arwah dah koma dan tak lama lepas tu, arwah pergi buat selamanya. dan abang arwah yang membuat keputusan agar jenazah arwah segera dikebumikan tanpa menunggu kepulangan suaminya.

Saya dengan abang arwah yang sibuk menguruskan urusan untuk mengeluarkan jenazah. Banyak perkara yang saya pelajari, seperti mendapatkan pengesahan kematian oleh doktor, lepas tu kena buat laporan kematian di balai polis, dan balai polis mengeluarkan sijil kematian dan permit pengebumian , kemudian dengan sijil kematian dan permit pengebumian, kami terpaksa ke hospital untuk
mengeluarkan jenazah dan juga urusan-urusan lain.

Alhamdulilah.. untuk urusan pengembumian jenazah,jawatankuasa masjid telah banyak membantu saya. semua urusan pengebumian seperti pembelian peralatan, mengali dsbnya diuruskan oleh jawatankuasa masjid. malam tu, saya dan abang arwah tidak tidur.

Dalam pukul 10 lebih, 250103, pagi, barulah jenazah arwah dapat dibawa ke rumahnya dan selepas zuhur, jenazah arwah selamat dikebumikan.

Suami arwah hanya menelefon semasa jenazah arwah dibawa pulang ke rumah dan saya memberikan jaminan bahawa semua urusan akan saya selesaikan dan supaya rakan saya tu meneruskan percutian. dalam kepala saya masa tu tak ada fikir untuk marahkan rakan saya tu, hanya yang terlintas untuk selesaikan urusan pengebumian sahaja.

Masa jenazah di rumah, anak-anak arwah yang no.1 dan 2 dah tahu ibunya sudah tiada, tapi yang kembar tu..sibuk bertanya ‘’kenapa mama tidur kena tutup.. ??’’ ‘’kenapa mama tidur kena tutup.. ??’’ sedih. sedih sangat saya ketika itu. saya hanya berupaya memeluk dua kembar tu supaya senyap...tapi air mata saya menitis juga. saya kenal arwah masa saya form 4 di MRSM. masa tu, saya dan rakan saya sama-sama belajar di sana. masa form 4 lah, rakan saya menjadi yatim piatu kerana bapanya meninggal dan arwahlah yang selalu menjadi perangsang kepada rakan saya tu. Lepas SPM, we all dapat tawaran ke USA . setiap bulan rakan saya tu mendapat kiriman wang dari arwah kak zai tidak kurang dari $100 USD.

Masa pengebumian, saya antara yang menyambut jenazah dari dalam lubang kubur untuk diturunkan ke liang lahad. saya memegang bahagian kepala jenazah, dan saya merasakan bahawa arwah sedang merenung saya, sedih masa tu.

Masa urusan pengebumian tu, anak-anak arwah yang kembar hanya memandang sahaja. Tetapi, bila tanah ditimbus menutupi jasad mamanya, barulah yang kembar itu menangis, tapi dipujuk oleh wife saya.

Suami arwah akan kembali pada hari rabu 290103. dan sehingga hari ni, setiap malam ke empat-empat anak arwah tidur bersama-sama saya...mereka rindukan arwah mama mereka, dan juga papa mereka. Boleh dikatakan, budak-budak tu selalu je mengigau bila tidur. Mereka akan memanggil ‘’mama...mama...mama...’’ dan saya terpaksa memujuk dengan mengatakan.. ..shhh.. senyap.. senyap sayang...papa ada..papa ada sini..dan saya berharap agar Allah..berikan hidayah kat rakan saya tu...supaya dia sedar akan kekejaman dia dan AL-FATIHAH lah kiriman kita semua yang masih bernafas di bumi ini untuk arwah mamanya...

P/S : Kisah benar untuk dijadikan renungan terutama bagi lelaki yang bergelar suami. Setiap yang Allah s.w.t kurniakan kepada kita, tak kiralah sempurna atau tidak pada pandangan mata, ia adalah anugerah, amanah yang tak terhingga nilainya. Isteri dan anak untuk disayang sampai bila-bila, bukan untuk dibuang bila dah "tak berguna"..

Gangguan jin saka adalah perkara yang boleh dikatakan kerap juga berlaku dalam sesetengah keluarga masyarakat Melayu. Ia adalah keadaan bila mana seseorang itu dihuni tubuhnya atau didampingi oleh jin (berbagai jenis) sama ada dia sendiri mahukan perkara itu atau dia terperangkap (oleh perbuatan oranglain), atau atas faktor keturunan.

Seorang guru wanita yang telah berkahwin lebih 3 tahun (tapi belum dapat anak) kini sedang diganggu saka dan masih dalam peringkat berubat. Punca saka itu adalah dari bapa mertuanya (kini sudah meninggal).

Khabarnya semua adik-beradik suaminya juga diganggu oleh saka tersebut. Gangguan itu agak menyukarkan juga. Petik suis lampu tidak menyala, terdengar bunyi seakan anak kucing mengiau, bunyi seperti orang main guli, bunyi kerusi ditarik, bunyi mencakar-cakar, termasuklah rumah berdentum dan bergegar.

Hal itu menyeramkan bulu roma hinggakan guru wanita itu tidak berani balik ke rumahnya sekembali dari kerja. Dia duduk di masjid sementara menunggu suaminya pula pulang dari kerja (suaminya kerja hingga jam 10 malam).

Di waktu malam pula, walaupun suaminya ada di sisinya, dia tetap diganggu dengan berbagai bunyi hingga sukar untuk tidur. 'Saya dan adik beradik selalu terlihat lembaga hitam yang besar seakan manusia setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling'

"SAYA menerima qada dan qadar ini serta reda atas setiap ujian Allah SWT tetapi kadang-kadang saya terfikir mengapa seseorang itu sanggup 'mengorbankan' keluarga sendiri demi mewarisi adat nenek moyang yang jelas bertentangan dengan Islam."

Begitulah luahan seorang wanita. Wanita yang hanya mahu menggelar dirinya Alia, menghantar emel untuk berkongsi pengalamannya lebih 20 tahun dihantui Saka yang diwariskan datuk kepada ayahnya. Berikutan itu, Alia menetap di luar negara untuk mengelak pelbagai gangguan mistik dan menyeramkan angkara saka itu. Ikuti luahannya:

Datuk meninggal dunia ketika saya masih kecil, baru darjah dua. Sebelum meninggal, datuk sebelah ayah lumpuh selama setahun.

Sejak kematian datuk, selalu ada kesan lebam di badan saya terutama paha ke bawah tetapi ibu anggap ia perkara biasa kerana kanak-kanak sering bermain, kerap jatuh dan terlanggar.

Ketika saya di sekolah rendah, ayah bekerja di negeri lain menyebabkan kami tinggal berasingan. Ketika ketiadaan ayah, saya dan adik beradik lain selalu terlihat kelibat lembaga hitam yang amat besar dan berbentuk seakan manusia di rumah kami. Lembaga hitam itu setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling.

Saya selalu demam terkejut melihat lembaga berkenaan. Saya beritahu ibu tapi ibu kata itu hanyalah khayalan kanak-kanak.

Disebabkan ayah bekerja di negeri lain, dua minggu sekali barulah dia pulang melihat kami. Dua atau tiga hari sebelum ayah pulang, saya dan ibu pasti terdengar suara ayah memanggil tetapi apabila berlari ke pintu dan membukanya, saya hanya terlihat kelibat lembaga hitam.

Ibu selalu mengadu sakit pinggang dan bisa di kaki. Badannya terasa seperti dicucuk jarum halus apabila ayah pulang. Dalam rumah pula, selalu muncul serangga seperti belalang bersaiz empat hingga lapan sentimeter panjang, berwarna hijau keperang-perangan dan merah malah serangga itu berbunyi sungguh kuat dan berdesing.

Ketika kami berpindah tinggal bersama ayah apabila saya di sekolah menengah, keadaan menjadi bertambah teruk. Saya selalu lewat bangun ke sekolah kerana setiap malam, badan terasa dihimpit lembaga hitam yang besar.

Apabila bangun tidur, lebam sebesar syiling 50 sen atau lebih besar kelihatan di kaki dengan kesan gigitan. Pinggang terasa seperti paku mencucuk. Sebelum datang haid, saya ada lebam di paha dan kitaran haid juga tidak normal malah kadang-kadang tiada langsung.

Sebelum muncul lebam, serangga seperti belalang muncul dalam rumah bersama bau bangkai yang amat busuk selain bau darah hanyir. Perkara ini kerap berlaku pada malam Jumaat dan badan saya akan berasa panas. Saya sering mengadu kepada ayah sebaliknya dimarahi dan memberi pelbagai alasan.

Disebabkan terlalu kerap menghidap penyakit itu, saya, ibu dan adik-beradik lain mengambil ujian darah kerana khuatir menghidap leukimia. Ujian darah bagaimanapun mengesahkan kami sihat.

Disebabkan keadaan kami semakin mudarat dan pemeriksaan kesihatan moden gagal mengesan sebarang penyakit, kami cuba berubat tradisional dan ramai pengamal perubatan mengatakan kami terkena sihir.

Ada antara mereka menyuruh kami mandi air garam, air daun, air tujuh masjid, tujuh kolah, tujuh perigi, air zamzam, meletak jala dalam rumah dan pelbagai kaedah lain tetapi lebam, bisa badan dan sakit pinggang tidak berkesudahan malah semakin teruk.

Perangai ayah juga berubah sejak kami tinggal bersamanya. Setiap malam Jumaat, dia bergegas ke rumah nenek tapi sebelum itu akan mengamuk dan naik berang tanpa sebab hingga kami ketakutan.

Kami terus berubat tradisional dan daripada seorang pengamal perubatan, kami diberitahu masalah ibu dan saya berpunca daripada 'belaan' keluarga suami. Dia menyatakan lebam itu akibat jin belaan memakan darah sebagai perjanjian menjaga harta benda dan anak cucu yang dibuat lama dulu oleh keturunan ayah.

Beliau menyuruh ibu membawa ayah berjumpa dengannya jika hendak berubat. Pengamal perubatan menjelaskan sendiri kepada ayah tapi sebaik mendengar penjelasan itu, ayah benar-benar marah dan tidak percaya. Dia menuduh keluarga ibu terbabit.

Kali ketiga kami datang untuk berubat, pengamal perubatan itu tidak lagi mahu menerima kedatangan kami kerana keluarganya kacau bilau dan isteri pengamal perubatan itu dirasuk lembaga hitam dan berbulu. Yang peliknya, sesiapa saja termasuk pengamal perubatan yang hendak menolong saya dan ibu pasti dilanda musibah pelik-pelik.

Sejak itu, saya dan ibu sakit bertambah teruk - selalu demam, tidur malam terasa dihimpit dan bermimpi dirogol lembaga hitam besar.

Sehinggalah kami bertemu seorang ustaz untuk berubat. Selepas diperiksa, ustaz itu mula menerangkan dengan terperinci perkara sebenar:

"Keturunan sebelah ayah dulu ada membuat perjanjian dengan makhluk itu melalui perantaraan seseorang yang dianggapnya sebagai 'wali' ketika menuntut. Wali itu menghadiahkan 'khadam' untuk menolong menjaga harta benda dan keturunan anak cucunya, membuka kebun selain menjadikan orang lain melihatnya gagah, kuat dan berasa gerun.

"Selepas datuk meninggal, makhluk itu terbiar lama, tidak diberi layanan dan ganjaran seperti janji tuannya dulu menyebabkan ia mengamuk dan mahukan layanan. Sebelum kehadiran makhluk jin besar keturunan Ifrit jantan atau digelar hantu raya dalam budaya Melayu itu, akan ada bau busuk dan serangga seperti belalang atau serangga lain.

"Makhluk itu berbulu seperti mawas, amat ganas dan memakan darah dan air mani manusia untuk hidup, akan menggigit dan meninggalkan tanda kepada semua keturunan keluarga ayah," katanya.

Ustaz itu juga menerangkan, makhluk itu kadang-kadang menyerupai ayah dan sering merogol ibu dan saya ketika tidur. Apabila kami tidur, kadangkala bermimpi melahirkan anak kecil.

Makhluk itu juga berupaya mengacau-bilau dan memecah belahkan keluarga jika tuntutannya tidak dipenuhi. Ustaz itu menambah, jika tidak berhati-hati, kemungkinan ada kematian kerana makhluk itu mahukan makanannya (darah) yang banyak. Saya tidak tahu betul atau tidak, tetapi ramai keluarga di sebelah ayah yang mati pada usia muda. Wallahualam.

Kami berubat tapi masalah lebam masih berterusan dan mimpi dirogol masih berterusan. Saya juga kerap bermimpi anak kecil selain bermimpi melahir dan menyusukan bayi. Pernah sekali antara sedar dan tidak, saya melihat lembaga hitam menyerupai ayah mengaku yang 'ia' sudah mati dan hendak memeluk saya.

Apabila saya sedar, saya menjerit dan lembaga itu hilang. Dua tiga hari selepas insiden itu, bau hanyir darah memenuhi bilik. Semua cadar dicuci tetapi bau masih ada. Insiden pelik lain ialah bunyi sesuatu menghempap bumbung dan mencakar siling terutama pada tengah hari dan malam.

Kelakuan ayah juga pelik apabila membiarkan sekeping bumbung (atap) rumah terbuka pada setiap bilik, meletakkan parang atau sebilah pisau kecil di bawah permaidani, katil atau kerusi dan makan dalam kuantiti yang banyak malah berpinggan-pinggan.

Ayah juga ada menyimpan keris kecil yang katanya, pusaka yang harus dijaga rapi selain sehelai kain putih berbentuk gelang yang dililit.

Setiap malam Jumaat atau malam Rabu, ayah memakai wangian yang baunya sungguh kuat dan membuka semua tingkap dengan luas. Ayah juga tidak mahu tidur dengan ibu dan mengunci diri dalam bilik keseorangan.

Pernah saya mengintai dan melihat dia bercakap seorang diri dan ketika itu di luar rumah ada bunyi serangga seperti belalang yang berdesing kuat.

Ustaz yang kami temui juga pernah berkata, datuk saya itu tidak boleh meninggal dunia selagi 'amalannya' diturunkan kepada waris keturunannya menyebabkan ustaz itu menasihatkan saya dan ibu memutuskan hubungan dengan ayah dan duduk sejauh mungkin bagi mengelakkan gangguan berterusan.

Alhamdulillah, kami mengikuti nasihat itu. Kini saya menetap di luar negara dan dalam proses membawa ibu tinggal bersama-sama. Masalah lebam masih ada tetapi sudah tidak seteruk dulu.

Buat masa ini, saya mengamalkan bacaan beberapa ayat suci al-Quran dan bersolat lebih tekun untuk mengelak diganggu. Bisa di badan dan mimpi dirogol atau dihempap makhluk hitam, Alhamdulillah sudah tiada.

Memang sukar untuk masyarakat mempercayai perkara ini, tetapi pada hakikatnya inilah masalah yang melanda masyarakat Melayu hingga kini.

Mungkin ada sesetengah pihak menganggap perkara ini remeh tetapi amalan saka jika tidak dibendung membawa mudarat dan perpecahan rumah tangga, perceraian suami isteri, syak wasangka, pergaduhan antara saudara dan masyarakat, sakit misteri berlanjutan dari segi fizikal dan mental serta hidup tidak lagi tenang.

Saya berharap jika ada sesiapa yang menghadapi masalah saka, berubatlah dan buanglah perkara jahil ini. Bertaubat serta kembalilah ke jalan Islam yang sebenar dan percayalah kepada kekuasaan Allah dan amalan Nabi dan Rasul.


Nasi kangkang atau nama ‘saintifiknya’ Nasi Tangas ini diklasifikasikan sebagai ilmu Guna Guna atau Ilmu Pengasih. Nasi Tangas ini selalunya disediakan oleh si isteri untuk disajikan kepada suami dengan niat untuk menundukkan atau membodohkan mereka dan juga untuk membuat pasangan bertambah kasih dan sayang kepada mereka.

Kisah Isteri Mengamalkan Nasi Kangkang

Lama benar saya tidak berjumpa dengan Ariffin. Rasanya sudah lebih tujuh tahun sejak kawan lama saya itu di arahkan mengajar di Johor. Kerana itulah, apabila dia datang ke pejabat saya pagi itu, saya merasa terlalu seronok. ‘Eh, makin kurus nampak. Diet ke?’ kata saya setelah mempersilakannya duduk.
‘Tak adalah. biasa la cikgu, kan sekarang ni macam-macam kerja.Kurikulumlah, kokurikulumlah, sukanlah. badan gemuk pun boleh jadi tinggal tulang,’ balas Arifin. ‘Tengok ni ustaz, baju pun dah menggelebeh. Seluar pun longgar,’ Tambah Arifin sambil menarik lengan baju untuk menunjukkan betapa kurusnya dia dan besarnya baju yang di pakai.
Selepas bertanya itu ini dan mengusiknya serba sedikit, saya bertanya Arifin tentang hajatnya datang menemui saya. Yalah, tiba-tiba saja muncul, pasti ada hajat yang hendak di sampaikan. ‘Orang rumah saya sakitlah, ustaz’, kata Arifin.

‘Patutlah aku tengok engkau lain macam aja tadi. Ketawa pun hendak tak hendak. Sakit apa?’ saya bertanya. Agak lambat Arifin menjawab. Dia menarik nafas, kemudian meraup muka dan seterusnya bersandar di kerusi. Setelah itu disorotnya mata saya dalam-dalam.

‘Entahlah.’ katanya perlahan.. ‘Lima tahun lalu tiba-tiba saja badan dia melepuh-lepuh. Di kaki, paha, perut, dibelakang.. penuh dengan lepuh macam orang terkena air panas,’kata Arifin. Tambah kawan lama saya itu, dia telah membawa isterinya, Niza, ke serata hospital dan klinik, namun ubat yang di beri oleh doktor tidak dapat melegakan penyakitnya. ‘Sakit apa, doktor pun tak tau,’tambahnya.

‘Dah pergi berubat kampung?’ saya bertanya.

‘Dah,tapi macam biasalah. bomoh, cakap kena buat orang, terceroboh kawasan orang bunian, sampuk dan macam-macam lagi. Duit banyak habis, masa terbuang, tapi sakitnya tak juga sembuh,’jelas Arifin. Malah, kata kawan saya itu, lepuh-lepuh menjadi bertambah banyak pula hingga tubuh isterinya yang langsing menjadi sembab. Wajahnya yang cantik juga berubah murung, kusut.. ‘Itu masih tak mengapa ustaz. Yang menambahkan kebimbangan saya, setelah beberapa lama, lepuh-lepuh itu bertukar pula jadi gerutu dan berbintil-bintil macam katak puru,’ tambah Arifin.

Akibatnya, sekali lagi Niza menderita kerana selepas tubuhnya hodoh akibat sembab, seluruh kulitnya yang dulu licin menjadi jelik. Dari tangan, bintil-bintil kecil dan besar seperti bisul tumbuh merata, kaki hingga ke muka. Disebabkan penyakit itu, kawan-kawan yang datang melawat terkejut kerana hampir tidak mengenalinya lagi. Akibatnya, Niza terpaksa berhenti kerja. Dia malu untuk berhadapan dengan kawan sepejabat.

Memang ada yang bersimpati tapi ada juga yang mengejek. Ramai yang menyindir di belakang, tapi ada juga yang tanpa rasa bersalah mengaibkannya secara berhadapan. Dua tiga tahun berlalu, penyakit Niza bertambah parah. Sehelai demi sehelai rambutnya gugur hingga hampir botak. Rambut yang lembut mengurai menjadi jarang hingga menampakkan kulit kepala yang memutih. Keadaannya itu sangat menyedihkan kerana usia awal 30an, rambutnya seperti wanita berumur 90an. Seperti daun getah luruh di musim panas, semakin hari semakin banyak rambut Niza gugur. Dalam waktu yang sama, kuku tangan dan kakinya juga menjadi lebam. Daripada biru, ia bertukar kehitaman seperti di penuhi darah beku.

‘Tiap hari, dia termenung. Dia mengeluh, kenapalah dia sakit macam ni. Kenapa dia, bukan orang lain? Apa salah dia? Kasian betul saya tengok,’kata Arifin. Wajahnya sayu … ‘Hidup kami pun jadi tak terurus macam dulu’.

Di sebabkan doktor tempatan gagal menyembuhkan penyakit Niza, Arifin membawa isterinya ke Singapura. Hampir sebulan mereka di sana dan banyak wang di habiskan namun pulang dengan hati kecewa. Doktor di negara itu juga tidak dapat mencari penawar keadaan penyakit berkenaan. ‘Sekarang ni, keadaan isteri saya dah bertambah teruk. Bila malam saja dia meraung, meracau dan menangis-nangis. Jadi,saya harap ustaz dptlah tolong serba sedikit sebab dah habis ikhtiar saya mengubatnya cara moden,’ tambah Arifin.

‘InsyaAllah. ‘ Balas saya.

Tapi saya mula terasa pelik. Perasaan ingin tahu mula bercambah kerana berdasarkan pengalaman, kata-kata yang diluahkan semasa seseorang yang meracau dapat membantu kita merawatnya. Ini kerana semasa meracau itulah dia meluahkan segala yang terbuku di hati. ‘Apa yang dia cakap masa meracau tu?’

‘Macam-macam ustaz. tapi ada waktunya dia minta ampun maaf daripada saya. Saya tanya kenapa? .. Dia tak cakap, Cuma minta maaf saja. Yalah , orang dah sakit memang macam tu,’kata Arifin. Saya cuma mendiamkan diri. Mengiakan tidak, menggeleng pun tidak. Setelah berbincang lama, dia meminta diri.. Sebelum pulang, saya berjanji untuk ke rumah Arifin pada malam esoknya. ‘Datang ya, ustaz . Saya tunggu,’katanya sambil mengangkat punggung.

Dia kemudiannya melangkah lemah meninggalkan pejabat saya. Seperti yang dijanjikan, saya sampai ke rumahnya selepas isyak. ‘Jemput masuk ustaz,’Arifin memperlawa sambil membawa saya ke sebuah bilik.

‘Dia baring dalam bilik ni. Ustaz jangan terkejut pula tengok muka dia. Orang rumah saya ni sensitif sikit,’ bisiknya sebelum kami masuk ke bilik berkenaan. Sebaik pintu di buka, kelihatan seorang wanita berselimut paras dada terbaring mengiring mengadap ke dinding.

‘Za.. Ni Ustaz Nahrawi datang,’ kata Arifin perlahan sambil memegang bahu isterinya. Dengan lemah, Niza menoleh. MasyaAllah memang keadaan Niza sangat menyedihkan Wajahya penuh dengan bintil-bintil yang menggerutu. Matanya terperosok ke dalam manakala tulang pipi membojol seperti bongkah batu yang membayang dipermukaan tanah. Badannya pula kurus cengkung dan kepala separuh botak menandakan dia sudah lama menderita. Niza cuma tersenyum tawar memandang saya. Saya dekati dia dan selepas lima minit meneliti keadaannya, saya panggil Arifin ke sudut bilik.

Dengan suara separuh berbisik, saya bertanya;’Pin, saya nak tanya sikit, tapi sebelum tu minta maaflah kalau nanti awak tersinggung’. ‘Tak adalah,ustaz. Tanyalah, saya tak kisah,’ jawab Arifin.

‘Err,. dari mana datangnya bau yang.’ soal saya, tapi tak sanggup nak menghabiskannya. Bau yang saya maksudkan itu agak busuk.


‘Ooo. mmm, dari alat sulit dia,’kata Arifin perlahan. ‘Keluar lendir bercampur nanah’…

Saya tidak memanjangkan lagi topik itu kerana tidak
mahu memalukan Arifin dan isterinya. Lagi pun tidak manis untuk bertanya tentang hal-hal yang seperti itu.

Sebelum kami duduk semula di sisi Niza, saya memberitahu Arifin, kadangkala di timpa penyakit sebegini sengaja di turunkan balasan oleh Allah kerana ada melakukan dosa atau derhaka kepada ibu atau bapa. Lantas saya bertanya, adakah Niza sudah meminta ampun daripada ibu bapanya.

‘Sudah ustaz. Dengan emak dan ayah saya pun sudah.’

‘Kalau macam tu, baguslah,’kata saya.

Setelah merawat Niza dengan doa dan ayat yang dipetik dari al-Quran, saya meminta diri. Sebelum itu saya nasihatkan Arifin dan Niza serta keluarga mereka supaya bersabar dengan ujian Allah. ‘Sama-samalah kita berdoa supaya dia sembuh,’ kata saya sebelum meninggalkan rumah Arifin.

Sudah ketentuan Allah, rupa-rupanya keadaan Niza menjadi bertambah parah. Perkara ini saya ketahui apabila Arifin menghubungi saya beberapa minggu kemudian. Menurut kawan saya itu, isterinya kini kian teruk racaunya. Memang benar. Bila saya menziarahnya petang itu, 
Niza kelihatan semakin tenat. Sekejap-sekejap dia meracau yang bukan-bukan. Malah saya pun tidak dikenalinya lagi. Sebelum pulang saya menasihatkan Arifin supaya melakukan solat hajat memohon ke hadrat Ilahi supaya menyembuhkan isterinya. Nasihat saya itu dipatuhi namun beberapa hari kemudian Arifin menalifon lagi. Kali ini suaranya lebih sedih, seperti hendak menangis.

‘Ustaz,’katanya.. ‘Sekarang barulah saya tau kenapa dia jadi macam tu’

‘Kenapa?’pantas saya bertanya….

‘Sejak dua tiga malam lepas, dia minta ampun daripada saya dan ceritakan segala-galanya’ . Arifin menyambung ceritanya; Malam itu saya terkejut sebab semasa meracau isteri saya minta ampun kerana telah mengenakan ilmu kotor kepada saya. Kata Niza, dia telah memasukkan darah haid dan air maninya ke dalam makanan saya.

Saya tanya ‘Kenapa?’

Dia jawab, supaya ikut kata-katanya dan tak cari perempuan lain. ‘Tambah saya kesal, selepas itu dia meminta ampun pula kerana telah berlaku curang kepada saya. Kata Niza, dia lakukan perbuatan tu selepas saya ditundukkan dengan ilmu hitam.’ Saya tanya, masa bila awak buat?’ Dia jawab semasa ketiadaan saya, tidak kira lah semasa saya bertugas di luar daerah. Semasa keluar seorang diri, dia telah membuat hubungan sulit dengan beberapa lelaki. ‘Niza sebutkan nama lelaki-lelaki itu, tapi saya tak kenal. Kata Niza, hubungan mereka bukan setakat kawan saja, malah sudah ke tahap zina. Kerana itu dia minta berbanyak-banyak ampun daripada saya.

Dia minta saya maafkan. ‘Saya tak sangka betul, ustaz. Madu yang saya beri, racun yang dibalasnya. Patutlah selama ini bila berdepan dengan dia saya jadi hilang pertimbangan. Saya jadi lemah, rasa diri saya kerdil, takut nak membantah. Sudahlah begitu, dia jadi perempuan… ‘ Kata Arifin tanpa sanggup menghabiskan kata-katanya.
 Termenung saya mendengar ceritanya itu.

Tidak saya sangka Niza sanggup berkelakuan demikian kerana Arifin bukan orang sebarangan. Arifin berpelajaran agama dan setia kepada isterinya. Budi bahasa pun elok. 

‘Kalau sudah begitu bunyinya, saya rasa awak maafkanlah dia,’ kata saya. Selain itu saya mencadangkan kepada Arifin supaya merelakan isterinya pergi.
Kata saya, mungkin nyawa isterinya itu terlalu sukar meninggalkan jasad kerana dia mahukan keampunan daripada suaminya terlebih dahulu.’ Lagipun, dia sudah terlalu menderita, sampai badan tinggal tulang, kepala pun dah nak botak. Doktor pula sudah sahkan penyakit dia tidak dapat disembuhkan lagi. Jadi, pada pandangan saya, daripada dia terus azab menanggung seksaan sakaratulmaut, adalah lebih baik kalau awak relakan saja dia pergi. ‘Saya tau ia susah nak di buat, tapi keadaan memaksa.’

‘Ampunkan dia?’ Arifin bertanya balik. ‘Dia dah derhaka dengan saya, buat tak senonoh dengan lelaki lain, kenakan ilmu sihir kepada saya, ustaz mau saya maafkan dia?’ tingkah Arifin dengan suara yang agak keras. Mungkin dia terkejut.

‘Ya. dia pergi dengan aman dan awak pula dapat pahala,’ jelas saya. Saya terus memujuknya supaya beralah demi kebaikan isterinya. Saya katakan, yang lepas itu lepaslah. Lagi pun Niza sudah mengaku dosanya, jadi adalah lebih baik Arifin memaafkannya. Mungkin dengan cara itu Niza akan insaf dan meninggal dengan mudah. ‘Takkan awak nak biarkan dia menderita? Awak nak pukul dia? Maki dia? Tak ada gunanya. Maafkan saja dia dengan hati yang benar-benar ikhlas,’ jelas saya.

Setelah puas memujuk, akhirnya Arifin mengalah juga. Lalu saya nasihatkan supaya dia bacakan surah Yasin tiga kali dan ulangkan ibu Yasin (salaamun qaulam mirrabir rahim) sebanyak tujuh kali. ‘Buat malam ni juga. Lepas itu tunaikan solat,’ kata saya. Seminggu kemudian Arifin menelefon saya. Dengan sedih beliau memaklumkan isterinya sudah meninggal dunia. Tambah kawan saya itu, Niza pergi tanpa sesiapa sedari kerana ketika itu dia sedang menunaikan solat Isyak. Bila kembali, dia lihat isterinya tidak bernyawa lagi.

‘Tapi Alhamdulillah, sebelum pergi dia sempat minta ampun daripada saya sekali lagi kerana menderhaka. Marah, memang marah, tapi bila dia pegang tangan saya sambil menangis dan kemudian minta ampun,tidak sanggup juga rasanya untuk membiarkan dia pergi dalam keadaan tanpa kemaafan daripada saya. Ustaz, saya dah ampunkan dia.

‘Namun demikian, kata Arifin, lendir dan nanah busuk masih lagi mengalir daripada alat kelamin Allahyarham isterinya itu sehinggalah mayatnya dikebumikan.

Kepada wanita, kutiplah pengajaran dari cerita ini. Kepada lelaki, hati-hatilah dalam memilih isteri, jangan pandang hanya pada rupa semata-mata.
Bismillahirrahmaanirrohimm.
Assalamualaikum Wbr.

Peristiwa ini telah lama berlaku, cuma admin hendak berkongsi dengan pengunjung semua supaya apabila kita dapat merasa kehadiran makhluk halus atau dapat melihatnya dengan mata kepala kita sendiri.....maka bertambah-tambahlah keimanan kita kepada Allah SWT. Maha Besar Allah, Segala Puji Bagi Allah yang menjadikan mahkluk dari kalangan Manusia dan Jin.. Sesungguhnya kita bukan sendirian hidup di dunia ini, malah kita dikelilingi oleh makhluk Allah yang lain, yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar.


BATU PAHAT : Terkejut, pelik, tergamam dan banyak lagi persoalan yang bermain di fikiran empat sekeluarga yang menghuni rumah di Kampung Desa Penyayang, Sri Medan, apabila ruang rumah mereka dijadikan tempat untuk solat jenazah makhluk halus.

Kejadian berkenaan disedari apabila penghuni rumah berkenaan pulang setelah beberapa ketika mengosongkan kediaman mereka.

Mohd Amin Kamil, 46, berkata, kejadian pelik di rumahnya mula berlaku tiga tahun lalu, apabila isterinya, Rahimah Mohamed, 49, mengemas sejadah yang terbuka.

Katanya, pada mulanya isterinya menganggap anak mereka menunaikan solat dan terlupa melipat sejadah tersebut.

Bagaimanapun anak mereka menafikan dan memberitahu dia belum lagi menunaikan solat.

“Saya dan isteri mula berasa pelik dengan kejadian ini dan membiarkannya sahaja dan tidak berkata apa-apa. Kami beranggapan mungkin ada di antara kami terlupa mengemas sejadah berkenaan.

“Tetapi perkara itu berulang kembali dan ia berlaku tiga kali berturut-turut, di mana kejadian berkenaan berlaku apabila masuknya waktu solat Asar, Maghrib dan juga Isyak.

“Perkara ini juga akan berlaku ketika matahari sedang naik, dan ia hanya berlaku apabila awal Muharam, tetapi kami diamkannya sahaja dan menganggap 'mereka' hanya menumpang solat,” katanya kepada Sinar Harian.

Kain batik lepas terbentang sendiri

Menurut Mohd Amin, bagaimanapun sesuatu mengejutkan berlaku apabila dia pulang sahaja ke rumah Khamis lalu dan mendapati di satu ruang dalam rumahnya terdampar sejadah untuk solat berjemaah.

Katanya, lebih mengejutkan di hadapan sekali dia melihat bantal dan juga kain batik lepas dibentang seperti menutup seorang jenazah.

“Saya terkejut dengan kejadian berkenaan dan bergegas keluar memberitahu isteri.

“Isteri saya memberitahu, sebelum dia keluar, rumah dikunci. Lalu kami teringatkan perkara yang berlaku sebelum ini di rumah.

“Sebelum itu, awal pagi dan sehari sebelum ini, saya mendapati sejadah di rumah kami terbentang seperti selalu. Kami membuat andaian mungkin salah seorang daripada makhluk halus berkenaan telah meninggal dunia,” katanya.

Sebelum ini, katanya, dia berhubung dengan beberapa ustaz dan mereka menyatakan makhluk berkenaan hanya untuk menumpang sahaja dan tidak mengganggu isi rumah.

Sebelum ini katanya, kejadian seumpama ini tidak pernah berlaku walaupun mereka telah mendiami rumah tersebut hampir 19 tahun.
-

Kisah yang ingin diceritakan ini adalah kisah benar yang telah di ceritakan oleh Abang kepada seorang insan yang mempunyai kelebihan melihat benda-benda alam ghaib sejak dari kecil lagi yang tidak boleh dilihat oleh manusia biasa.

Permulaan peristiwa ini berlaku di satu kawasan di negeri Selangor berhampiran UIA iaitu diselekoh di jalan Sungai Pusu. Ketika itu, beliau sedang menunggang motosikal sendirian untuk pergi kerumah rakannya di Sungai Pusu. Pada malam waktu kejadian, suasana amat dingin disebabkan hujan yang baru berhenti dan ditambahkan lagi suasana sekeliling yang dipenuhi dengan pohon-pohon besar dikiri kanan jalan tersebut.

Ketika menghampiri selekoh jalan tersebut beliau memperlahankan motosikal dan pada ketika itu terdapat sebuah kereta dari arah bertentangan. Tanpa diduga sebuah motorsikal yang datang dari belakang dan memotong dengan laju dan terus melanggar kereta tersebut.  Penunggang tersebut terpelanting disebabkan pelanggaran tersebut dan apa yang mengejutkan kereta tersebut berlalu pergi seperti tiada apa yang berlaku.

Atas sifat kemanusiaan dan rasa simpati, beliau berhenti untuk menolong penunggang motosikal tersebut. Penunggang tersebut mengalami cedera parah di mukanya sehinggakan darah yang mengalir menutupi seluruh mukanya. Beliau tidak tahu nak buat apa lalu menahan beberapa kereta yang kebetulan lalu di jalan itu. Beliau memberitahu pemandu kereta bahawa ada kemalangan namun jawapan yang diterimanya mengejutkan beliau kerana mereka tidak nampak  ada kemalangan. Beliau menunjukkan kepada penunggang motosikal yang terbaring itu, namun mereka semua memberitahu tidak nampak apa-apa pun. Lalu pemandu2 kereta  berlalu pergi dan mengatakan beliau sudah gila.

Bertambah hairan beliau mengapa beliau seorang yang nampak, sedangnya pemandu2 kereta yang lain tidak nampak apa-apa. Ketika beliau kembali nak melihat penunggang motosikal tersebut tiba-tiba penunggang motosikal itu bersama dengan motosikalnya ghaib dengan tiba-tiba. Beliau terkejut dan perasaan seram datang dengan tiba2 kerana memikirkan mungkin dia seorang yang melihat kejadian itu. Beliau mengambil motosikal dan terus balik kerumah dan membatalkan niat untuk pergi kerumah kawan.

Ketika menunggang motosikal pulang kerumah dia perasan ada orang mengekorinya dan beliau menoleh ke belakang dan amat terkejut dimana penunggang yang kemalangan mengekori beliau. Beliau memandu dengan laju namun penunggang motosikal tersebut masih mengekorinya.

Sampai saja di rumah sebelum dia masuk ke rumah dia melihat kebelakang dan nampak penunggang motosikal tersebut masih ada. Lalu beliau berkata walaupun dengan perasaan  cemas  kepada penunggang motosikal tersebut "kamu jangan ganggu aku dan jangan masuk kedalam rumah aku."

Ketika beliau berada di dalam rumah beliau melihat penunggang motosikal masih ada di luar dan cuba masuk dengan mencakar tingkap rumah. Namun perkara itu hanya di dapat dilihat oleh beliau sahaja dan keluarga beliau tidak mengetahuinya.

Setelah 3 hari berlalu dan apabila malam menjelma, perkara yang sama berlaku dan ketika masuk hari keempat ketika beliau menonton TV, tiba-tiba penunggang motosikal itu telah masuk kerumah dan berada berhampiran adik lelaki. 

Beliau bertanya pada adiknya adakah melihat penunggang motosikal tersebut, namun adiknya memberitahu tidak melihat apa2 pun. Beliau bangun tanpa mengendahkan penunggang motosikal itu untuk pergi menunaikan solat. Ketika menunaikan solat tiba-tiba penunggang motosikal itu berada di depan beliau. 

Selesai sahaja dia solat, dengan perasaaan geram dan tanpa takut beliau bertanya kepada penunggang motosikal "aku dah lama bersabar dengan kamu, kali ini aku tak tahan sebab kamu telah menggangu hidup aku. Apa sebabnya kamu menggangu aku?"

Lalu jawablah penunggang motosikal itu “aku telah mati disebabkan kemalangan motosikal. Ketika aku kemalangan aku di dalam keadaan mabuk. Aku adalah manusia yang tidak berguna semasa hayatku dahulu. Arak bagiku satu perkara biasa. Tiada perasaan serba salah dalam diriku apabila aku meneguk arak. Mabuk tidak kira waktu juga sudah menjadi kebiasaan. Penyesalan sudah tidak berguna lagi. Kini aku perlu berhadapan dengan hukuman yang maha Esa atas kebodohan ku semasa aku hidup. Siksanya aku semasa bertarung nyawa untuk ke alam lain. Hanya satu permintaan ku, sedarkanlah sahabat seagamaku di muka bumi ini yang telah terpesong jauh dari landasan. Jauhi arak, jauhi zina kerana ia merosakkan kehidupan kita. Siksanya hukuman Tuhan di alam barzakh nanti. Mati tidak mengenal usia. Sedarlah betapa hebatnya kesan meminum arak yang boleh merosakkan hidup manusia”.

Beliau menjawab "Aku berjanji akan sebarkan beriata ini dengan syarat kamu tak ganggu aku"

Selepas beliau bercakap penunggung motosikal itu pun hilang dengan tiba-tiba.

Atas peristiwa itulah beliau memberitahu abangnya supaya ceritanya dapat disampaikan kepada orang lain.

Itulah cerita yang diberitahu kepada Admin dan ada beberapa cerita lagi yang diceritakan kepada admin mengenai kisah adik beliau.

Semoga cerita diatas menjadi pedoman kepada kita semua. Kesan yang jelas di sini ialah apabila seorang peminum arak yang mabuk memandu kenderaan di jalan raya adalah satu keadaan yang sangat merbahaya, baik terhadap diri peminum itu sendiri mahupun orang ramai. Kemalangan atau kecelakaan lalulintas akan berlaku yang mana boleh mengakibatkan kecerderaan dan menyebabkan kematian orang yang tidak berdosa. Malah si peminum arak itu sendiri akan mengalami kecederaan atau kecacatan pada anggota tubuh badannya, kurang siuman sekiranya mengenai bahagian otaknya paling malang lagi apabila membawa kepada kematian si peminum itu sendiri.