Di era yang serba modern dan canggih saat ini mengubah pola pikir muslim dan muslimah menjadi lebih gengsi, lebih cuek, lebih tampil kebarat-baratan yang berorientasi pada kesombongan belaka. Padahal sifat sombong itu dilarang oleh Allah azza wa jalla. Bagaimana menyikapi atau membubarkan penyakit sombong pada diri kita? Berikut ini caranya:
(1) Hindari Banyak Bicara
Tidak banyak bicara terlebih pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Pembicaraan yang kita ucapkan sering kali hanya membicarakan mengenai kelebihan yang kita punya. Hal-hal yang dianggap dapat membanggakan diri dibicarakan kepada semua orang. Padahal titik awal dari penyakit sombong adalah berawal dari pembicaraan ini. Oleh karena itu, marilah kita hindari banyak bicara yang tidak bermanfaat.
"Di antara orang yang aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah orang yang banyak bicara dan orang yang berbicara dengan mulut penuh (untuk mempertontonkan kefasihannya) dan orang yang banyak bicaranya, serta membuka mulutnya lebar-lebar." (HR. Mutafaq 'alaihi)
(2) Sikap Rendah Hati, Bukan Rendah Diri
Selalu rendah hati adalah kunci untuk memerangi sifat sombong. Tapi perlu diingat! rendah hati bukanlah rendah diri. Maksud dari rendah hati yaitu senang berlaku baik terhadap semua orang. Selalu menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Sehingga kita tidak lakunya berlagak sombong.
"Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu', sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada menganiaya kepada yang lainnya." (HR.Muslim)
(3) Jangan Merasa Dermawan
Tips lain untuk menghindari perilaku sombong yaitu melupakan pemberian yang kita berikan. Jangan sampai kita mengungkit-ungkit apa pun yang kita berikan kepada orang lain. karena itu menunjukkan bahwa kita memberinya dengan tidak ikhlas. Rasulullah saw mengatakan "jika tangan kananmu memberi, jangan sampai tangan kirimu tahu" maksudnya yaitu jika kita memberi sesuatu jangan sampai tahu orang lain. Harus ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah azza wa jalla semata.
Orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafqahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah : 261-263)
(4) Tebarkan Salam
Selalu memberi salam dan menyapa kepada setiap muslim dan muslimah merupakan ibadah. Karena jika kita melakukannya berarti menunjukkan bahwa kita berlaku sombong. Tidak memaling muka kita kepada orang-orang sekitar. Dan insyaAllah cara ini sangat mudah kita lakukan.
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah aku tunjukkan kepada kalian pada suatu perkara apabila kalian mengamalkannya kalian akan saling berkasih sayang ? Tebarkanlah salam diantara kalian !". (HR. Tirmidzi)
(5) Senantiasa Bersedekah
Dan hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu sering-sering bersedekah. Jangan sampai kita karena merasa kaya lalu bersikap kikir dan angkuh. Kita harus sering-sering "melihat orang yang dibawah kita". Sehingga kita senantiasa tidak bersikap berlebihan dalam berbagai hal. Dan sedekah ini juga kita gunakan untuk membersihkan berbagai kotoran yang ada pada harta yang kita miliki. InsyaAllah istiqomah.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., "Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?" Rasulullah saw. bersabda, "Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, 'Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris)." (HR. Bukhari Muslim).
Wallahua'lam..
No comments